Buku-buku Utama M. Masúd Said yang Habis Terjual
Buku ini merupakan karya M. Masúd Said yang dipublikasikan oleh penerbit International, Lambert Acedemic Publishing Jerman pada tahun 2010. Buku ini menunjukkan perubahan dalam fitur-fiturnya, mana yang dipilih pemerintah provinsi dan kabupaten telah lebih aktif dalam proses pengambilan keputusan terhadap pelaksanaan desentralisasi baru.
Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan kebijakan desentralisasi, terutama di negara-negara yang beragam dan dinamis seperti Indonesia. Dalam banyak kasus kegagalan dalam pelaksanaan desentralisasi, seringkali perencanaan dapat dilakukan dengan baik, tetapi buruk dalam hal eksekusi oleh pemerintah daerah karena kurang berpengalaman dan pegawai negeri sipil yang tidak mampu dalam sistem administrasi birokrasi lokal dan berkelanjutan.
Dalam perkembangan terbaru, desentralisasi Indonesia yang baru telah menciptakan lingkungan yang lebih baik di pemerintah daerah sebagai pemimpin telah menjadi terbiasa dengan latihan demokratis dan kekuasaan terbuka bukan perilaku monopoli yang umumnya ditampilkan dalam praktek sebelumnya. Sementara arah desentralisasi dalam kebijakan sebelumnya tetap terpusat dan menunjukkan kesenjangan antara tujuan awal dan realitas aplikasi di lapangan.
Ada banyak faktor yang menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan kebijakan desentralisasi, terutama di negara-negara yang beragam dan dinamis seperti Indonesia. Dalam banyak kasus kegagalan dalam pelaksanaan desentralisasi, seringkali perencanaan dapat dilakukan dengan baik, tetapi buruk dalam hal eksekusi oleh pemerintah daerah karena kurang berpengalaman dan pegawai negeri sipil yang tidak mampu dalam sistem administrasi birokrasi lokal dan berkelanjutan.
Dalam perkembangan terbaru, desentralisasi Indonesia yang baru telah menciptakan lingkungan yang lebih baik di pemerintah daerah sebagai pemimpin telah menjadi terbiasa dengan latihan demokratis dan kekuasaan terbuka bukan perilaku monopoli yang umumnya ditampilkan dalam praktek sebelumnya. Sementara arah desentralisasi dalam kebijakan sebelumnya tetap terpusat dan menunjukkan kesenjangan antara tujuan awal dan realitas aplikasi di lapangan.
Buku ini merupakan hasil investigasi komprehensive mengenai otonomi daerah. Buku ini merupakan karya M. Masúd Said yang diterbitkan oleh UMM Press pada tahun 2007.
Secara teoritis, otonomi daerah tidak pernah berlangsung dalam sebuah ruang hampa. Otonomi daerah di Indonesia digagas dan dilaksanakan, entah dengan baik atau buruk, dalam sebuah ruang historis, administratif, legal dan politik tertentu yang distinctive dan unik. Maka, jika kita ingin memahami otonomi daerah Indonesia, kita harus terlebih dahulu memperhatikan ruang historis dan strukturalnya. Hanya dengan memahami konteksnya, kita bisa melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus dicapai.
Studi penelitian ini menyediakan bukti mengenai pentingnya identifikasi kompleksitas dan spesifitas tersebut dan juga menunjukan bahwa kemampuan pemerintah daerah yang bersangkutan yang bisa jadi mendukung atau menjadi faktor penghambat keberhasilan suatu otonomi daerah. Secara mengejutkan, pengenalan otonomi daerah terbaru telah dilaksanakan secara baik oleh perancang otoda, namun diterapkan dengan cara yang berbeda-beda oleh pelaksana di pusat dan daerah.
Secara teoritis, otonomi daerah tidak pernah berlangsung dalam sebuah ruang hampa. Otonomi daerah di Indonesia digagas dan dilaksanakan, entah dengan baik atau buruk, dalam sebuah ruang historis, administratif, legal dan politik tertentu yang distinctive dan unik. Maka, jika kita ingin memahami otonomi daerah Indonesia, kita harus terlebih dahulu memperhatikan ruang historis dan strukturalnya. Hanya dengan memahami konteksnya, kita bisa melakukan evaluasi terhadap apa yang telah dicapai dan apa yang masih harus dicapai.
Studi penelitian ini menyediakan bukti mengenai pentingnya identifikasi kompleksitas dan spesifitas tersebut dan juga menunjukan bahwa kemampuan pemerintah daerah yang bersangkutan yang bisa jadi mendukung atau menjadi faktor penghambat keberhasilan suatu otonomi daerah. Secara mengejutkan, pengenalan otonomi daerah terbaru telah dilaksanakan secara baik oleh perancang otoda, namun diterapkan dengan cara yang berbeda-beda oleh pelaksana di pusat dan daerah.
Buku ini merupakan karya M. Masúd Said yang diterbitkan oleh UMM Press pada tahun 2007. Buku ini ditulis untuk memperdalam pengetahuan mengenai elemen elemen pokok birokrasi, masalah birokrasi di Indonesia dan alternatif rekonstruksi birokrasi di negara yang menurut ciri cirinya, adalah negara birokratis.
Secara nasional, pemerintah Indonesia akan terus berusaha untuk melakukan upaya reformasi birokrasi, sebagai bagian integral dari perbaikan manajemen pemerintahan dan meningkatkan harkat martabat pemerintah di mata masyarakat dan di mata internasional. Namun, semakin disadari bahwa, reformasi tidaklah mudah, karena ia tidak berlangsung dalam ruang yang hampa. Reformasi birokrasi menghadapi kendala kultural, struktural dan bahkan kendala mental birokratis, disamping kendala teknis. Sayang, pengetahuan pelaksana pemerintahan, masyarakat umum, dan bahkan mahasiswa mengenai esensi, elemen pokok dan khasanah terbaru birokrasi ideal belum banyak berkembang.
Selanjutnya, buku buku berkualitas mengenai birokrasi perkembangannya lamban. Padahal reformasi birokrasi, adalah keniscayaan. Reformasi birokrasi tak bisa ditawar tawar lagi, bila ingin melihat Indonesia ke depan lebih baik. Dengan kata lain, gagalnya reformasi birokrasi, akan jadi taruhan bernegara.
Secara nasional, pemerintah Indonesia akan terus berusaha untuk melakukan upaya reformasi birokrasi, sebagai bagian integral dari perbaikan manajemen pemerintahan dan meningkatkan harkat martabat pemerintah di mata masyarakat dan di mata internasional. Namun, semakin disadari bahwa, reformasi tidaklah mudah, karena ia tidak berlangsung dalam ruang yang hampa. Reformasi birokrasi menghadapi kendala kultural, struktural dan bahkan kendala mental birokratis, disamping kendala teknis. Sayang, pengetahuan pelaksana pemerintahan, masyarakat umum, dan bahkan mahasiswa mengenai esensi, elemen pokok dan khasanah terbaru birokrasi ideal belum banyak berkembang.
Selanjutnya, buku buku berkualitas mengenai birokrasi perkembangannya lamban. Padahal reformasi birokrasi, adalah keniscayaan. Reformasi birokrasi tak bisa ditawar tawar lagi, bila ingin melihat Indonesia ke depan lebih baik. Dengan kata lain, gagalnya reformasi birokrasi, akan jadi taruhan bernegara.