Isnujatim.org – Program Pascasarjana Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Jombang menyelenggakan Seminar Nasional bertema Optimalisasi Pendidikan Keluarga sebagai Upaya Mempersiapkan Generasi Antikorupsi. Seminar yang diadakan Jumat (23/11/2018) itu menghadirkan narasumber Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim M. Mas'ud Said dan Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Acara dibuka oleh pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abd Hakim Mahfudz, jajaran rektorat dan dosen Unhasy, serta 200 mahasiswa pascasarjana di kampus tersebut.
Acara yang berlangsung di aula Yusuf Hasyim itu berlangsung gayeng. Perguruan tinggi, kata M. Mas'ud Said, memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan kurikulum dan karakter antikorupsi. Selama ini, rata rata kampus masih absen dalam mencitakan kurikulum dan belum bisa menjaga lingkungan di luar kampus agar bebas korupsi.
Mas'ud mengatakan, Unhasy beruntung karena sudah memiliki nama besar sebagai uswah khasanah, seperti KH Hasyim Asyari, KH A Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid. Sehingga tinggal menyempurnakan proses dan isinya. Mas'ud dalam presentasinya yakin Unhasy akan tetap menjadi salah satu garda moral seperti yang pernah diperankan oleh almarhum Gus Dur.
Sementara Bambang Widjojanto menekankan pentingnya keterhindaran dari hegemoni screen culture dan risiko dikuasai informasi bebas dari gadget. Tokoh yang pernah dipersekusi gara gara mengobarkan semangat antikorupsi itu mennambahkan, saat ini pendidikan dihantam oleh informasi yang terlalu berpihak pada konsumerisme dan massive open online courses. Pendididikan, kata Bambang, dalam bahaya besar kalau tidak siap-siap membangunan bangunan keilmuan serta strategi pembelajaran dan kelembagaannya.
Korupsi masih manjadi momok yang menakutkan bagi bangsa Indonesia. Perguruan tinggi berbasis pesantren, kata Bambang, berkepentingan untuk menjadi bagian integral dari pendidikan antikorupsi. Pendidikan tinggi ditunggu transformasinya untuk menjadi garda terdepan pemberantasn korupsi sejak dini (*)
Mas'ud mengatakan, Unhasy beruntung karena sudah memiliki nama besar sebagai uswah khasanah, seperti KH Hasyim Asyari, KH A Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid. Sehingga tinggal menyempurnakan proses dan isinya. Mas'ud dalam presentasinya yakin Unhasy akan tetap menjadi salah satu garda moral seperti yang pernah diperankan oleh almarhum Gus Dur.
Sementara Bambang Widjojanto menekankan pentingnya keterhindaran dari hegemoni screen culture dan risiko dikuasai informasi bebas dari gadget. Tokoh yang pernah dipersekusi gara gara mengobarkan semangat antikorupsi itu mennambahkan, saat ini pendidikan dihantam oleh informasi yang terlalu berpihak pada konsumerisme dan massive open online courses. Pendididikan, kata Bambang, dalam bahaya besar kalau tidak siap-siap membangunan bangunan keilmuan serta strategi pembelajaran dan kelembagaannya.
Korupsi masih manjadi momok yang menakutkan bagi bangsa Indonesia. Perguruan tinggi berbasis pesantren, kata Bambang, berkepentingan untuk menjadi bagian integral dari pendidikan antikorupsi. Pendidikan tinggi ditunggu transformasinya untuk menjadi garda terdepan pemberantasn korupsi sejak dini (*)